INDONEWSPORTAL.COM – Hingga tahun 2024, sejumlah wilayah di Kabupaten Purbalingga masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan koneksi sinyal provider GSM yang stabil. Dari belasan kecamatan yang terdeteksi, ada 9 desa yang masih tergolong blank spot sinyal berdasarkan riset online aplikasi.
"Blank spot bukan berarti sama sekali tidak bisa mengakses internet dan sinyal GSM, namun masih bisa, hanya susah atau belum merata pancarannya," jelas Kabid Infrastruktur TIK, Statistik dan Persandian Dinkominfo Kabupaten Purbalingga, Sapto Suhardiyo.
Dinkominfo Purbalingga sedang melakukan inventarisasi melalui pemerintah kecamatan untuk melaporkan wilayah yang kesulitan sinyal. Hasil dari inventarisasi ini akan dilaporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI.
Menurut Sapto, blank spot tidak berarti wilayah tersebut sepenuhnya tanpa sinyal.
"Jadi bukan sama sekali tak ada sinyal apapun. Namun masih ada sinyal, baik provider GSM maupun jaringan radio amatir," katanya.
Dia menambahkan bahwa saat ini infrastruktur belum mendukung sepenuhnya semua provider GSM masuk ke wilayah tersebut, hanya satu atau dua provider yang bisa.
Meskipun layanan telepon seluler semakin merata dengan penyebaran Base Transceiver Station (BTS) oleh penyedia layanan GSM dan lainnya, masih ada tantangan dalam menjaga stabilitas pancaran frekuensi.
"Misalnya dengan infrastruktur, tahun ini belum bisa. Paling jika ada menggandeng provider internet agar bisa masuk sampai wilayah yang susah sinyal itu," tambah Sapto.
Dinkominfo Purbalingga juga terus berupaya memperbaiki koneksi di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Ini termasuk mendukung aplikasi e-presensi secara online dan aplikasi pendukung lainnya yang membutuhkan koneksi internet stabil.
Untuk mengatasi masalah blank spot sinyal ini, laporan hasil inventarisasi akan disampaikan kepada Kementerian Kominfo RI.
Dukungan dari pemerintah pusat diharapkan dapat membantu mengatasi kendala infrastruktur dan memastikan seluruh wilayah Purbalingga mendapatkan akses sinyal yang merata.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggandeng provider internet untuk masuk ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau oleh sinyal GSM.
Langkah ini diharapkan dapat mengatasi masalah blank spot dan memberikan akses internet yang lebih merata kepada masyarakat di desa-desa tersebut.
Ketersediaan sinyal yang merata sangat penting untuk berbagai layanan publik, termasuk aplikasi e-presensi dan layanan administrasi online di jajaran OPD.
"Kami juga terus mendukung dan membenahi koneksi di jajaran OPD," tegas Sapto.
Dengan koneksi yang lebih baik, diharapkan efisiensi dan efektivitas layanan publik di Purbalingga akan meningkat.
Meskipun telah ada kemajuan dalam penyebaran layanan telepon seluler, masih ada 9 desa di Purbalingga yang mengalami blank spot sinyal.
Dinkominfo Purbalingga terus berupaya mengatasi masalah ini melalui inventarisasi dan kerjasama dengan pemerintah pusat serta provider internet.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan akses sinyal yang lebih merata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Purbalingga.